Kisah Dua Santri

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Kali ini, saya akan membuat sebuah cerita yang idenya saya dapatkan ketika mendengar pengajian di radio. Tanpa banyak basa-basi dan segelas teh manis, saya akan memulai ceritanya.


Ahmad dan Burhan adalah dua orang santri yang menuntut ilmu di sebuah pesantren. Mereka adalah sahabat karib. Mereka selalu belajar tentang dunia dan akhirat. Apabila mereka membahas suatu masalah, maka mereka selalu berusaha memecahkan masalah tersebut. Tidak sedikit pun mereka canggung apabila harus bertanya kepada orang lain, terutama ustadz.

Suatu hari mereka sedang membahas masalah baru, yaitu do'a qunut.

Ahmad (A): wahai Burhan, apakah menurut antum do'a qunut pada shalat subuh perlu untuk dilakukan?
Burhan (B): menurut ana itu adalah hal yang perlu dilakukan, wahai Ahmad.
A: bukankah antum mengetahui bahwa do'a qunut adalah sesuatu yang sunah?
B: ana mengetahui itu akhii. tetapi ana beranggapan bahwa do'a qunut memiliki kelebihan dibandingkan sunah-sunah lainnya, sehingga bagi ana do'a qunut adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
A: lalu jika antum sedang melaksanakan shalat subuh berjama'ah, dan antum mendapati imam tidak membaca do'a qunut, apa yang akan antum lakukan?
B: mungkin pertanyaan ini tidak sanggup ana jawab. bagaimana kalau kita tanyakan kepada pak ustadz?
A: ide bagus ya akhii. ayo kita temui pak ustadz.

Mereka pun pergi menuju kediaman pak ustadz.

A & B: Assalamu'alaikum ya ustadz.
Ustadz (U): Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. silakan masuk ya akhii.
A & B: syukron ya ustadz.
U: afwan, silakan duduk.

Pak ustadz menyuruh istrinya untuk membuatkan minum. Setelah itu mereka memulai percakapan.

U: kaifa haluk ya akhii?
A & B: bikhair walhamdulillah ya ustadz.
U: kalau boleh tahu, ada gerangan apa antum bertamu saat ini?
A: afwan ya ustadz. kami ingin mengetahui tentang do'a qunut pada shalat subuh. bagaimana menurut pendapat ustadz?
U: do'a qunut hukumnya adalah sunah, karena tidak termasuk ke dalam rukun shalat.
B: lalu apabila kita mengerjakannya, apakah hal itu benar ya ustadz?
U: ya, benar.
A: lalu apabila kita tidak mengerjakannya, apakah hal itu salah ya ustadz?
U: tidak. itu benar juga.

Sejenak mereka berdua bingung.

A: lalu, jika membaca do'a qunut ataupun tidak pada shalat subuh adalah hal yang benar, lalu apakah hal yang salah ya ustadz?

Ustadz itu tersenyum, dan menjawab pertanyaan itu dengan santai.

U: yang salah adalah tidak mengerjakan shalat subuh.

Mendengar jawaban dari ustadz, kedua pemuda itu tersenyum. Mereka sudah memperoleh jawaban yang mereka inginkan. Mereka pun berterima kasih, pamit, mencium tangan ustadz, mengucapkan salam, dan pergi dengan hati yang puas.



Kesimpulannya, terdapat banyak perbedaan dalam Islam. Hal ini disebabkan karena tidak ditemuinya sumber hukum yang jelas (terutama untuk masalah yang muncul akibat kemajuan zaman), sehingga akan muncul banyak pendapat (ijtihad). Namun tidak sepantasnya kita terlalu sibuk membahas perbedaan tersebut (kecuali pendapat yang jelas sesat). Yang paling penting, kita tetap melaksanakan ajaran-ajaran Islam, karena apapun pendapat yang kita yakini, itu akan tetap lebih baik daripada tidak melaksanakan sama sekali.

Semoga catatan kecil ini ada manfaatnya, aamiin, yaa rabbal 'alamiin.
Syukran bagi yang sudah bersedia membaca dan mengambil manfaatnya, dan maaf kalau ada kesalahan dalam catatan ini. Maklumlah, saya hanya manusia biasa. :)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 Responses